Translate

Minggu, 17 Februari 2019

RELAY & CONTACTOR MAGNETIC

*Relay
A. PENGERTIAN RELAY
Relay adalah suatu peranti yang bekerja berdasarkan elektromagnetik untuk menggerakan sejumlah kontaktor yang tersusun atau sebuah saklar elektronis yang dapat dikendalikan dari rangkaian elektronik lainnya dengan memanfaatkan tenaga listrik sebagai sumber energinya. Kontaktor akan tertutup (menyala) atau terbuka (mati) karena efek induksi magnet yang dihasilkan kumparan (induktor) ketika dialiri arus listrik. Berbeda dengan saklar, pergerakan kontaktor (on atau off) dilakukan manual tanpa perlu arus listrik.

Relay yang paling sederhana ialah relay elektromekanis yang memberikan pergerakan mekanis saat mendapatkan energi listrik. Secara sederhana relay elektromekanis ini didefinisikan sebagai berikut.

Alat yang menggunakan gaya elektromagnetik untuk menutup atau membuka kontak saklar.
Saklar yang digerakkan secara mekanis oleh daya atau energi listrik.
Sebagai komponen elektronika, relay mempunyai peran penting dalam sebuah sistem rangkaian elektronika dan rangkaian listrik untuk menggerakan sebuah perangkat yang memerlukan arus besar tanpa terhubung langsung dengan perangakat pengendali yang mempunyai arus kecil. Dengan demikian relay dapat berfungsi sebagai pengaman.

Relay terdiri dari 3 bagian utama, yaitu:

Common, merupakan bagian yang tersambung dengan Normally Close (dalam keadaan normal).
Koil (kumparan), merupakan komponen utama relay yang digunakan untuk menciptakan medan magnet.
Kontak, yang terdiri dari Normally Close dan Normally Open.
B. DASAR-DASAR RELAY
Penemu relay pertama kali adalah Joseph Henry pada tahun 1835. Dalam pemakaiannya biasanya relay yang digerakkan dengan arus DC dilengkapi dengan sebuah dioda yang diparalel dengan lilitannya dan dipasang terbalik yaitu anoda pada tegangan () dan katoda pada tegangan (+). Ini bertujuan untuk mengantisipasi sentakan listrik yang terjadi pada saat relay berganti posisi dari on ke off agar tidak merusak komponen di sekitarnya.

Penggunaan relay perlu memperhatikan tegangan pengontrolnya serta kekuatan relay men-switch arus/tegangan. Biasanya ukurannya tertera pada body relay. Misalnya relay 12VDC/4 A 220V, artinya tegangan yang diperlukan sebagai pengontrolnya adalah 12Volt DC dan mampu men-switch arus listrik (maksimal) sebesar 4 ampere pada tegangan 220 Volt. Sebaiknya relay difungsikan 80% saja dari kemampuan maksimalnya agar aman, lebih rendah lagi lebih aman. Relay jenis lain ada yang namanya reedswitch atau relay lidi. Relay jenis ini berupa batang kontak terbuat dari besi pada tabung kaca kecil yang dililitin kawat. Pada saat lilitan kawat dialiri arus, kontak besi tersebut akan menjadi magnet dan saling menempel sehingga menjadi saklar yang on. Ketika arus pada lilitan dihentikan medan magnet hilang dan kontak kembali terbuka (off).

C. PRINSIP KERJA
Relay merupakan komponen listrik yang memiliki prinsip kerja magnet dengan induksi listrik. Relay terdiri atas bagian-bagian utama sebagai berikut.

Coil atau Kumparan, merupakan gulungan kawat yang mendapat arus listrik. adalah sejenis saklar yang pergerakannya tergantung dari ada tidaknya arus listrik di coil.
Contact atau Penghubung, adalah sejenis saklar yang pergerakannya tergantung dari ada tidaknya arus listrik di coil. Contact ada 2 jenis : Normally Open (kondisi awal sebelum diaktifkan open), dan Normally Closed (kondisi awal sebelum diaktifkan close).




*Contactor

Prinsip kerja Magnetic Contactor:
Didalam sebuah Magnetic Contactor terdapat Coil (gulungan) yang dapat menjadi
Magnet saat Coil tersebut dialiri tegangan, kemudian Magnet dari Coil tersebut akan menarik Kutub saklar (Contact Point) yang ada pada Magnetic Contactor tersebut, dan akan menggerakkan Kutub yang sebelumnya dalam keadaan tidak terhubung (terputus) menjadi terhubung, dan sebaliknya kutub yang sebelumnya terhubung menjadi terputus.
Jadi disini dapat kita ambil kesimpulan dasar, bahwa Magnetic Contactor adalah sebuah Alat Listrik yang memerlukan Tegangan Listrik agar dapat bekerja Memutuskan atau menghubungkan Kutub-kutub didalamnya.
Kutub NO dan NC pada Magnetic Contactor
Fungsi Magnetic contactor adalah untuk menghubungkan atau memutuskan suatu rangkaian Listrik, dan Kutub Saklar (Contact Point) pada sebuah Magnetic Contactor ada 2 jenis, yaitu:
Kutub NO (Normally Open)
Kutub NC (Normally Close)
Terminal NO (Normally Open)
NO (Normally Open) adalah Saat Magnetic Contactor belum diberi tegangan Listrik (keadaan Normal), maka Kutub ini dalam keadaan tidak terhubung (Terbuka), lalu saat Coil pada magnetic contactor diberi tegangan maka Kutub ini akan terhubung (tertutup).
Terminal NC (Normally Close)
NC (Normally Close) adalah Saat Magnetic Contactor belum diberi tegangan Listrik (keadaan Normal), maka Kutub ini dalam keadaan terhubung (Tertutup), lalu saat Coil pada magnetic contactor diberi tegangan maka Kutub ini akan terputus (terbuka) atau tidak terhubung.
Kutub atau Terminal NO dan NC tak hanya ada pada Magnetic Contactor, Kutub atau Terminal NO dan NC dapat juga kita temukan pada TIMER, RELAY, Thermal Overload Relay, Push Button, Controller, Sensor Electric, dan berbagai Komponen-komponen listrik lainnya.

*Perbedaan dan Persamaan Kontaktor dengan Relay

Terkadang orang bingung membedakan antara kontaktor dengan relay. Ada yang bilang kontaktor itu relay dan relay itu kontaktor. Bahkan ada yang kebalik-balik.

Secara fisik dan kasat mata, kontaktor memiliki ukuran yang lebih besar daripada relay.

Biasanya kontaktor digunakan untuk salah satu material atau alat bantu untuk sistem motor induksi 3 fasa. Sedangkan relay digunakan untuk salah satu material atau alat bantu untuk sistem control (PLC).

***

Sedangkan untuk persamaannya.

Sama-sama memiliki Normally Open dan Normally Close

Kontaktor dan relay sama-sama dilengkapi dengan normally open dan normally close.

Sama-sama memiliki koil

Kontaktor dan relay sama-sama memilik coil yang apabila dialiri arus listrik akan menimbulkan medan magnet.



Rangkaian Amplifier OTL 10 Watt


Daftar komponen rangkaian amplifier OTL 10 Watt:
Resistor:
R1 = 390k
R2 = 15k
R3 = 1M
R4, R6 = 470
R5 = 5k6
R7 = 180k
R8, R21 = 10k
R9, R14, R17, R18, R34 = 2k2
R10, R11, R12, R33 = 4k7
R13, R22 = 1k
R15 = 470k
R16 = 150k
R19 = 100 ohm
R20, R26, R30 = 47 ohm
R23 = 1k8
R24 = 6k8
R25 = 180 ohm
R27, R28, R31, R32 = 1 ohm
R29, R35 = 10 ohm
NTC = 220 ohm
VR1 = A 50k
VR2, VR3 = B 50k
VR4 = B 100k
Kapasitor:
C1 = 500pF/25V
C2 = 1uF/10V
C3 = 5nF
C4, C13, C19 = 100uF/10F
C5 = 150nF
C6, C10, C11, C12 = 10 uF/10V
C7 = 10nF
C8, C9, C20 = 50nF
C14, C15 = 100nF
C16, C22, C23 = 100uF/25V
C17 = 47uF/25V
C18 = 220pF
C21 = 2200uF/25V
Transistor:
TR1, TR2, TR3 = FCS 9015
TR4, TR5 = FCS 9012
TR6 = FCS 9013
TR7, TR8 = 1 SB 407/337
Rangkaian amplifier seperti yang ditampilkan diatas memiliki 4 bagian utama, yaitu power supply, pre-amp, tone control dan power amplifier. Pada dasarnya rangkaian pre-amplifier atau pre-amp dan tone control sama saja dengan rangkaian-rangkaian lain pada umumnya, namun yang membedakan adalah terdapat pada rangkaian power amplifiernya yang menggunakan sistem OTL.
Rangkaian pre-amp menggunakan konfigursi darlington untuk mendapatkan penguatan arus yang lebih tinggi dari masukan sinyal audio. Potensiometer VR1 berfungsi sebagai pengaturan gain (volume), VR2 untuk pengaturan treble, dan VR3 untuk pengaturan bass.
Pada pengoperasiannya, rangkaian amplifier ini memerlukan catu daya -42V. diperlukan catuan negatif karena semua rangkaian tersebut berbasis komponen transistor jenis PNP sehingga diperlukan catuan negatif. Ketika rangkaian sudah dirakit, terlebih dahulu harus di setting tegangan offset hingga mendekati nol (DC) pada output loudspeaker dengan cara men setting putaran VR4.
Karena transistor power terutama TR7 dan TR8 akan mengeluarkan panas yang cukup tinggi pada saat rangkaian beroperasi maksimum, maka diperlukan pendingin alumunium secukupnya sehingga pada saat rangkaian mengeluarkan daya optimal, transistor power tidak beresiko mengalami kerusakan akibat panas berlebih.

Jumat, 15 Februari 2019

PENERIMA RADIO SUPER HETERODYNE


Jenis penerima radio yang ini berbeda dengan penerima radio langsung,walaupun ada bagian-bagian yang sama tetapi jauh lebih sempurna di bandingkan dengan penerima radio langsung.penerima super heterodyne mempunyai cirikhas tersendiri.yaitu setiap isyarat yang di terimanya terlebihdahulu dirubah ke dalam suatu frekwensi tertentu yang biasanya lebih rendah,dan ini terjadi pada tingkat frekwensi antara/menengah.kelebihan dari penerima radio super heterodyne adalah dapat mencapai suatu selektifitas yang besar dibandingkan dengan penerima radio langsung,dan memiliki kesensitifan yang besar.hal ini nantinya akan memudahkan kerja dari bagian penguat IF(frekwensi antara/menengah).untuk lebih jelasnya bisa anda lihat diagram blok penerima radio super heterodyne pada "gambar-1" di bawah.
 Berikut adalah beberapa blok rangkaian radio super heterodyne:
1-) ANTENA:
di udara banyak sinyal frekwensi radio dari berbagai macam pemancar radio,maka antena berfungsi untuk menangkap sinyal-sinyal frekwensi radio tersebut untuk di salurkan ke penala dan penguat frekwensi tinggi(penguat RF).
2-)PENALA & PENGUAT FREKWENSI TINGGI(RF):
gelombang radio yang di terima antena adalah terdiri dari berbagai macam gelombang radio dari berbagai macam pemancar radio.maka rangkaian penala berfungsi untuk memilih salah satu gelombang radio yang diterima antena untuk dikuatkan oleh penguat frekwensi tinggi(RF).sinyal radio yang di pilih oleh rangkaian penala merupakan sinyal radio yang frekwensinya sama dengan frekwensi yang di bangkitkan oleh rangkaian penala,yang biasanya terdiri dari rangkaian L(induktor) & C(kapasistor).apakah anda pernah mendengar tentang resonansi?,kurang lebih seperti itulah sistem yang di pakai rangkaian penala.sedangkan penguat frekwensi tinggi(RF) berfungsi untuk menguatkan gelombang radio yang telah di pilih oleh rangkaian penala,yang selanjutnya akan di salurkan ke blok rangkaian pencampur(mixer).
3-)OSILATOR LOKAL:
osilator lokal berfungsi untuk membangkitkan sinyal frekwensi tinggi yang lebih tinggi frekwensinya dari frekwensi penala/penguat frekwensi tinggi(RF),sehingga frekwensi selisih dari kedua rangkaian tersebut(osilator lokal & penala) menghasilkan sinyal frekwensi antara/menengah(IF).
4-)PENCAMPUR(MIXER):
bagian pencampur(mixer) digunakan untuk merubah getaran RF menjadi getaran IF(frekwensi antara/menengah) yang kemudian hasilnya disalurkan ke bagian penguat frekwensi antara/menengah(IF).misalnya sebuah getaran RF rangkaian penala sebesar 4.000khz,sedangkan getaran yang ada pada osilator lokal sebesar 4.400khz.maka pada bagian IF akan terjadi 4.400khz-4.000khz=400khz.
sekang kalau frekwensi yang di terima rangkaian penala sebesar 3.500khz,maka frekwensi yang ada pada osilator lokal harus ada sebesar 3.900khz agar pada IF(frekwensi antara/menengah) tetap sebesar 400khz.
biasanya untuk radio yang berada di jalur gelombang AM & SW menggunakan frekwensi sekitar 450khz±,sedangkan untuk radio yang berada di jalur gelombang FM menggunakan frekwensi IF sekitar 10,7mhz± atau bahkan lebih,sesuai dengan jalur frekwensi yang digunakan atau bisajadi sesuai dengan ketentuan pabrik pembuat nya.
5-)PENGUAT FREKWENSI ANTARA/MENENGAH (IF):
bagian ini(penguat IF) di pergunakan untuk mempertinggi atau memperkuat itensitas getaran IF sehingga cukup untuk di deteksi.bagian penguat IF bisa terdiri lebih dari 1 tingkat.bahkan untuk jenis pesawat radio komunikasi tertentu,bagian ini menggunakan 4 atau 5 tingkat penguatan.
6-)PEMBATAS(LIMITER):
 bagian ini berfungsi untuk meredam amplitudo gelombang yang sudah termodulasi (sinyal yang dikirim pemancar) agar terbentuk sinyal FM murni (beramplitudo rata).maka dari itu bagian ini tidak di perlukan untuk gelombang AM(Amplitudo Modulasi),sehingga pada rangkaian penerima AM setelah bagian penguat IF langsung di salurkan ke bagian detektor.
7-)PENGENDALI PENGUAT OTOMATIS/AGC(Automatic Gain Control):
bagian ini berfungsi untuk mengatur tegangan output limiter secara otomatis agar tetap stabil.
8-)DETEKTOR/DEMODULATOR:
sinyal yang berasal dari output penguat IF atau bagian limiter masih berupa campuran gelombang berfrekwensi tinggi IF dan gelombang berfrekwensi rendah audio(AF) yang berasal dari pemancar radio.maka dari itu bagian detektor berfungsi untuk memisahkan antara gelombang berfrekwensi tinggi(IF/RF) dengan gelombang audio(AF).pada rangkaian detektor ini sinyal gelombang frekwensi tinggi(IF/AF) di buang & sinyal audio(AF) nya di teruskan ke penguat audio(AF).
9-)DE-EMPHASIS:
De-emphasis berfungsi untuk menekan frekuensi audio yang besarnya berlebihan(terlalu tinggi) yang dikirim oleh pemancar.pada penerima radio AM(Amplitudo Modulasi) bagian ini juga tidak di perlukan tapi pada radio penerima FM(Frekwensi Modulasi) bagian ini sangat di perlukan.
10-)PENGUAT AUDIO/AF(Audio Frekwensi):
sinyal audio yang berasal dari detektor masih terlalu lemah sehingga tidak dapat menggerakkan memberan sepeaker,sehingga harus di kuatkan melalui bagian ini.
11-) SPEAKER:
sinyal audio yang telah dikuatkan oleh penguat AF masih berupa getaran listrik sehingga tidak dapat di dengar oleh telinga manusia.agar sinyal audio tersebut dapat di dengar oleh telinga manusia,maka sepeaker inilah yang diperlukan untuk merubah sinyal getaran listrik audio menjadi getaran mekanik audio yang dapat di dengar oleh telinga manusia yang bersumber dari memberan pada speaker.
untuk mengetahui contoh sekema rangkaian penerima super heterodyne lihatlah gambar dibawah: