Translate

Minggu, 17 Februari 2019

RELAY & CONTACTOR MAGNETIC

*Relay
A. PENGERTIAN RELAY
Relay adalah suatu peranti yang bekerja berdasarkan elektromagnetik untuk menggerakan sejumlah kontaktor yang tersusun atau sebuah saklar elektronis yang dapat dikendalikan dari rangkaian elektronik lainnya dengan memanfaatkan tenaga listrik sebagai sumber energinya. Kontaktor akan tertutup (menyala) atau terbuka (mati) karena efek induksi magnet yang dihasilkan kumparan (induktor) ketika dialiri arus listrik. Berbeda dengan saklar, pergerakan kontaktor (on atau off) dilakukan manual tanpa perlu arus listrik.

Relay yang paling sederhana ialah relay elektromekanis yang memberikan pergerakan mekanis saat mendapatkan energi listrik. Secara sederhana relay elektromekanis ini didefinisikan sebagai berikut.

Alat yang menggunakan gaya elektromagnetik untuk menutup atau membuka kontak saklar.
Saklar yang digerakkan secara mekanis oleh daya atau energi listrik.
Sebagai komponen elektronika, relay mempunyai peran penting dalam sebuah sistem rangkaian elektronika dan rangkaian listrik untuk menggerakan sebuah perangkat yang memerlukan arus besar tanpa terhubung langsung dengan perangakat pengendali yang mempunyai arus kecil. Dengan demikian relay dapat berfungsi sebagai pengaman.

Relay terdiri dari 3 bagian utama, yaitu:

Common, merupakan bagian yang tersambung dengan Normally Close (dalam keadaan normal).
Koil (kumparan), merupakan komponen utama relay yang digunakan untuk menciptakan medan magnet.
Kontak, yang terdiri dari Normally Close dan Normally Open.
B. DASAR-DASAR RELAY
Penemu relay pertama kali adalah Joseph Henry pada tahun 1835. Dalam pemakaiannya biasanya relay yang digerakkan dengan arus DC dilengkapi dengan sebuah dioda yang diparalel dengan lilitannya dan dipasang terbalik yaitu anoda pada tegangan () dan katoda pada tegangan (+). Ini bertujuan untuk mengantisipasi sentakan listrik yang terjadi pada saat relay berganti posisi dari on ke off agar tidak merusak komponen di sekitarnya.

Penggunaan relay perlu memperhatikan tegangan pengontrolnya serta kekuatan relay men-switch arus/tegangan. Biasanya ukurannya tertera pada body relay. Misalnya relay 12VDC/4 A 220V, artinya tegangan yang diperlukan sebagai pengontrolnya adalah 12Volt DC dan mampu men-switch arus listrik (maksimal) sebesar 4 ampere pada tegangan 220 Volt. Sebaiknya relay difungsikan 80% saja dari kemampuan maksimalnya agar aman, lebih rendah lagi lebih aman. Relay jenis lain ada yang namanya reedswitch atau relay lidi. Relay jenis ini berupa batang kontak terbuat dari besi pada tabung kaca kecil yang dililitin kawat. Pada saat lilitan kawat dialiri arus, kontak besi tersebut akan menjadi magnet dan saling menempel sehingga menjadi saklar yang on. Ketika arus pada lilitan dihentikan medan magnet hilang dan kontak kembali terbuka (off).

C. PRINSIP KERJA
Relay merupakan komponen listrik yang memiliki prinsip kerja magnet dengan induksi listrik. Relay terdiri atas bagian-bagian utama sebagai berikut.

Coil atau Kumparan, merupakan gulungan kawat yang mendapat arus listrik. adalah sejenis saklar yang pergerakannya tergantung dari ada tidaknya arus listrik di coil.
Contact atau Penghubung, adalah sejenis saklar yang pergerakannya tergantung dari ada tidaknya arus listrik di coil. Contact ada 2 jenis : Normally Open (kondisi awal sebelum diaktifkan open), dan Normally Closed (kondisi awal sebelum diaktifkan close).




*Contactor

Prinsip kerja Magnetic Contactor:
Didalam sebuah Magnetic Contactor terdapat Coil (gulungan) yang dapat menjadi
Magnet saat Coil tersebut dialiri tegangan, kemudian Magnet dari Coil tersebut akan menarik Kutub saklar (Contact Point) yang ada pada Magnetic Contactor tersebut, dan akan menggerakkan Kutub yang sebelumnya dalam keadaan tidak terhubung (terputus) menjadi terhubung, dan sebaliknya kutub yang sebelumnya terhubung menjadi terputus.
Jadi disini dapat kita ambil kesimpulan dasar, bahwa Magnetic Contactor adalah sebuah Alat Listrik yang memerlukan Tegangan Listrik agar dapat bekerja Memutuskan atau menghubungkan Kutub-kutub didalamnya.
Kutub NO dan NC pada Magnetic Contactor
Fungsi Magnetic contactor adalah untuk menghubungkan atau memutuskan suatu rangkaian Listrik, dan Kutub Saklar (Contact Point) pada sebuah Magnetic Contactor ada 2 jenis, yaitu:
Kutub NO (Normally Open)
Kutub NC (Normally Close)
Terminal NO (Normally Open)
NO (Normally Open) adalah Saat Magnetic Contactor belum diberi tegangan Listrik (keadaan Normal), maka Kutub ini dalam keadaan tidak terhubung (Terbuka), lalu saat Coil pada magnetic contactor diberi tegangan maka Kutub ini akan terhubung (tertutup).
Terminal NC (Normally Close)
NC (Normally Close) adalah Saat Magnetic Contactor belum diberi tegangan Listrik (keadaan Normal), maka Kutub ini dalam keadaan terhubung (Tertutup), lalu saat Coil pada magnetic contactor diberi tegangan maka Kutub ini akan terputus (terbuka) atau tidak terhubung.
Kutub atau Terminal NO dan NC tak hanya ada pada Magnetic Contactor, Kutub atau Terminal NO dan NC dapat juga kita temukan pada TIMER, RELAY, Thermal Overload Relay, Push Button, Controller, Sensor Electric, dan berbagai Komponen-komponen listrik lainnya.

*Perbedaan dan Persamaan Kontaktor dengan Relay

Terkadang orang bingung membedakan antara kontaktor dengan relay. Ada yang bilang kontaktor itu relay dan relay itu kontaktor. Bahkan ada yang kebalik-balik.

Secara fisik dan kasat mata, kontaktor memiliki ukuran yang lebih besar daripada relay.

Biasanya kontaktor digunakan untuk salah satu material atau alat bantu untuk sistem motor induksi 3 fasa. Sedangkan relay digunakan untuk salah satu material atau alat bantu untuk sistem control (PLC).

***

Sedangkan untuk persamaannya.

Sama-sama memiliki Normally Open dan Normally Close

Kontaktor dan relay sama-sama dilengkapi dengan normally open dan normally close.

Sama-sama memiliki koil

Kontaktor dan relay sama-sama memilik coil yang apabila dialiri arus listrik akan menimbulkan medan magnet.



Rangkaian Amplifier OTL 10 Watt


Daftar komponen rangkaian amplifier OTL 10 Watt:
Resistor:
R1 = 390k
R2 = 15k
R3 = 1M
R4, R6 = 470
R5 = 5k6
R7 = 180k
R8, R21 = 10k
R9, R14, R17, R18, R34 = 2k2
R10, R11, R12, R33 = 4k7
R13, R22 = 1k
R15 = 470k
R16 = 150k
R19 = 100 ohm
R20, R26, R30 = 47 ohm
R23 = 1k8
R24 = 6k8
R25 = 180 ohm
R27, R28, R31, R32 = 1 ohm
R29, R35 = 10 ohm
NTC = 220 ohm
VR1 = A 50k
VR2, VR3 = B 50k
VR4 = B 100k
Kapasitor:
C1 = 500pF/25V
C2 = 1uF/10V
C3 = 5nF
C4, C13, C19 = 100uF/10F
C5 = 150nF
C6, C10, C11, C12 = 10 uF/10V
C7 = 10nF
C8, C9, C20 = 50nF
C14, C15 = 100nF
C16, C22, C23 = 100uF/25V
C17 = 47uF/25V
C18 = 220pF
C21 = 2200uF/25V
Transistor:
TR1, TR2, TR3 = FCS 9015
TR4, TR5 = FCS 9012
TR6 = FCS 9013
TR7, TR8 = 1 SB 407/337
Rangkaian amplifier seperti yang ditampilkan diatas memiliki 4 bagian utama, yaitu power supply, pre-amp, tone control dan power amplifier. Pada dasarnya rangkaian pre-amplifier atau pre-amp dan tone control sama saja dengan rangkaian-rangkaian lain pada umumnya, namun yang membedakan adalah terdapat pada rangkaian power amplifiernya yang menggunakan sistem OTL.
Rangkaian pre-amp menggunakan konfigursi darlington untuk mendapatkan penguatan arus yang lebih tinggi dari masukan sinyal audio. Potensiometer VR1 berfungsi sebagai pengaturan gain (volume), VR2 untuk pengaturan treble, dan VR3 untuk pengaturan bass.
Pada pengoperasiannya, rangkaian amplifier ini memerlukan catu daya -42V. diperlukan catuan negatif karena semua rangkaian tersebut berbasis komponen transistor jenis PNP sehingga diperlukan catuan negatif. Ketika rangkaian sudah dirakit, terlebih dahulu harus di setting tegangan offset hingga mendekati nol (DC) pada output loudspeaker dengan cara men setting putaran VR4.
Karena transistor power terutama TR7 dan TR8 akan mengeluarkan panas yang cukup tinggi pada saat rangkaian beroperasi maksimum, maka diperlukan pendingin alumunium secukupnya sehingga pada saat rangkaian mengeluarkan daya optimal, transistor power tidak beresiko mengalami kerusakan akibat panas berlebih.

Jumat, 15 Februari 2019

PENERIMA RADIO SUPER HETERODYNE


Jenis penerima radio yang ini berbeda dengan penerima radio langsung,walaupun ada bagian-bagian yang sama tetapi jauh lebih sempurna di bandingkan dengan penerima radio langsung.penerima super heterodyne mempunyai cirikhas tersendiri.yaitu setiap isyarat yang di terimanya terlebihdahulu dirubah ke dalam suatu frekwensi tertentu yang biasanya lebih rendah,dan ini terjadi pada tingkat frekwensi antara/menengah.kelebihan dari penerima radio super heterodyne adalah dapat mencapai suatu selektifitas yang besar dibandingkan dengan penerima radio langsung,dan memiliki kesensitifan yang besar.hal ini nantinya akan memudahkan kerja dari bagian penguat IF(frekwensi antara/menengah).untuk lebih jelasnya bisa anda lihat diagram blok penerima radio super heterodyne pada "gambar-1" di bawah.
 Berikut adalah beberapa blok rangkaian radio super heterodyne:
1-) ANTENA:
di udara banyak sinyal frekwensi radio dari berbagai macam pemancar radio,maka antena berfungsi untuk menangkap sinyal-sinyal frekwensi radio tersebut untuk di salurkan ke penala dan penguat frekwensi tinggi(penguat RF).
2-)PENALA & PENGUAT FREKWENSI TINGGI(RF):
gelombang radio yang di terima antena adalah terdiri dari berbagai macam gelombang radio dari berbagai macam pemancar radio.maka rangkaian penala berfungsi untuk memilih salah satu gelombang radio yang diterima antena untuk dikuatkan oleh penguat frekwensi tinggi(RF).sinyal radio yang di pilih oleh rangkaian penala merupakan sinyal radio yang frekwensinya sama dengan frekwensi yang di bangkitkan oleh rangkaian penala,yang biasanya terdiri dari rangkaian L(induktor) & C(kapasistor).apakah anda pernah mendengar tentang resonansi?,kurang lebih seperti itulah sistem yang di pakai rangkaian penala.sedangkan penguat frekwensi tinggi(RF) berfungsi untuk menguatkan gelombang radio yang telah di pilih oleh rangkaian penala,yang selanjutnya akan di salurkan ke blok rangkaian pencampur(mixer).
3-)OSILATOR LOKAL:
osilator lokal berfungsi untuk membangkitkan sinyal frekwensi tinggi yang lebih tinggi frekwensinya dari frekwensi penala/penguat frekwensi tinggi(RF),sehingga frekwensi selisih dari kedua rangkaian tersebut(osilator lokal & penala) menghasilkan sinyal frekwensi antara/menengah(IF).
4-)PENCAMPUR(MIXER):
bagian pencampur(mixer) digunakan untuk merubah getaran RF menjadi getaran IF(frekwensi antara/menengah) yang kemudian hasilnya disalurkan ke bagian penguat frekwensi antara/menengah(IF).misalnya sebuah getaran RF rangkaian penala sebesar 4.000khz,sedangkan getaran yang ada pada osilator lokal sebesar 4.400khz.maka pada bagian IF akan terjadi 4.400khz-4.000khz=400khz.
sekang kalau frekwensi yang di terima rangkaian penala sebesar 3.500khz,maka frekwensi yang ada pada osilator lokal harus ada sebesar 3.900khz agar pada IF(frekwensi antara/menengah) tetap sebesar 400khz.
biasanya untuk radio yang berada di jalur gelombang AM & SW menggunakan frekwensi sekitar 450khz±,sedangkan untuk radio yang berada di jalur gelombang FM menggunakan frekwensi IF sekitar 10,7mhz± atau bahkan lebih,sesuai dengan jalur frekwensi yang digunakan atau bisajadi sesuai dengan ketentuan pabrik pembuat nya.
5-)PENGUAT FREKWENSI ANTARA/MENENGAH (IF):
bagian ini(penguat IF) di pergunakan untuk mempertinggi atau memperkuat itensitas getaran IF sehingga cukup untuk di deteksi.bagian penguat IF bisa terdiri lebih dari 1 tingkat.bahkan untuk jenis pesawat radio komunikasi tertentu,bagian ini menggunakan 4 atau 5 tingkat penguatan.
6-)PEMBATAS(LIMITER):
 bagian ini berfungsi untuk meredam amplitudo gelombang yang sudah termodulasi (sinyal yang dikirim pemancar) agar terbentuk sinyal FM murni (beramplitudo rata).maka dari itu bagian ini tidak di perlukan untuk gelombang AM(Amplitudo Modulasi),sehingga pada rangkaian penerima AM setelah bagian penguat IF langsung di salurkan ke bagian detektor.
7-)PENGENDALI PENGUAT OTOMATIS/AGC(Automatic Gain Control):
bagian ini berfungsi untuk mengatur tegangan output limiter secara otomatis agar tetap stabil.
8-)DETEKTOR/DEMODULATOR:
sinyal yang berasal dari output penguat IF atau bagian limiter masih berupa campuran gelombang berfrekwensi tinggi IF dan gelombang berfrekwensi rendah audio(AF) yang berasal dari pemancar radio.maka dari itu bagian detektor berfungsi untuk memisahkan antara gelombang berfrekwensi tinggi(IF/RF) dengan gelombang audio(AF).pada rangkaian detektor ini sinyal gelombang frekwensi tinggi(IF/AF) di buang & sinyal audio(AF) nya di teruskan ke penguat audio(AF).
9-)DE-EMPHASIS:
De-emphasis berfungsi untuk menekan frekuensi audio yang besarnya berlebihan(terlalu tinggi) yang dikirim oleh pemancar.pada penerima radio AM(Amplitudo Modulasi) bagian ini juga tidak di perlukan tapi pada radio penerima FM(Frekwensi Modulasi) bagian ini sangat di perlukan.
10-)PENGUAT AUDIO/AF(Audio Frekwensi):
sinyal audio yang berasal dari detektor masih terlalu lemah sehingga tidak dapat menggerakkan memberan sepeaker,sehingga harus di kuatkan melalui bagian ini.
11-) SPEAKER:
sinyal audio yang telah dikuatkan oleh penguat AF masih berupa getaran listrik sehingga tidak dapat di dengar oleh telinga manusia.agar sinyal audio tersebut dapat di dengar oleh telinga manusia,maka sepeaker inilah yang diperlukan untuk merubah sinyal getaran listrik audio menjadi getaran mekanik audio yang dapat di dengar oleh telinga manusia yang bersumber dari memberan pada speaker.
untuk mengetahui contoh sekema rangkaian penerima super heterodyne lihatlah gambar dibawah:






BLOK/BAGIAN PENERIMA RADIO LANGSUNG



Gambar di atas merupakan diagram blok penerima radio straigh/langsung yang terdiri dari beberapa bagian,diantaranya:   
1-) Antena: antena adalah suatu alat yang berfungsi untuk menangkap sinyal-sinyal radio di udara yang di pancarkan oleh pemancar.
2-) Tuning: gelombang radio yang di terima antena sangat banyak,maka dengan rangkaian tuning ini anda bisa memilih salah satu gelombang radio dari pemancar yang anda inginkan tentunya dengan cara menyamakan frekwensi penerima dengan pemancar yang anda inginkan.biasanya rangkaian ini terdiri dari L(induktor) & C(capasistor).rumus frekwensi dengan rangkaian L-C: 
3-) Detektor: sinyal radio yang telah di terima & dikuatkan oleh rangkaian penala merupakan sinyal campuran antara sinyal radio(rf) & sinyal audio(af).maka rangkaian detektor ini berfungsi untuk memisahkan sinyal radio(rf) & audio(af),sinyal audio(af) diteruskan ke penguat audio(af) atau langsung ke earphone & sinyal radio(rf)nya dibuang ke tanah/ground.
4-) Penguat AF(Audio Frekwensi): sinyal audio(af) yang telah di saring oleh rangkaian detektor masih sangat lemah,maka penguat AF ini berfungsi untuk memperkuat sinyal audio(af) agar bisa kuat menggerakkan memberand pada speaker.
5-) Speaker/earphone: speaker/earphone adalah alat untuk mengubah sinyal listrik audio(af) menjadi getaran mekanik yang dihasilkan dari bergetarnya memberand dari speaker/earphone.
     Gambar di bawah merupakan contoh rangkaian sederhana dari penerima radio straigh/langsung:







Selasa, 12 Februari 2019

BAGIAN-BAGIAN PEMANCAR RADIO






1. Bagian Input

Bagian input di sini bisa berupa bagian yang bisa merubah getaran mekanik menjadi sinyal listrik berfrekwensi audio seperti microphone,bisa juga berupa sinyal listrik audio yang berasal dari kaset atau flashdish.

2.Bagian Penguat AF(Audio Frekwensi)

sinyal listrik audio yang berasal dari microphone masih sangat lemah,seandainya output dari microphone di beri loud speaker maka masih belum mampu untuk menggerakkan memberan yang berada pada loud speaker.maka dari itu perlu diberi penguat AF yang berfungsi sebagai penguat amplitudo/daya listrik yang berasal dari sumber audio seperti microphone.

3.Bagian Modullator

frekwensi sinyal AF maasih terlalu rendah jadi tidak bisa di transmisikan ke tempat yang jauh.maka dari itu sinyal AF perlu di tumpangkan pada sinyal informasi dengan frekuensi tinggi (sebagai sinyal pembawa) yang dihasilkan oleh bagian Oscillator.

Pengolahan tersebut akan menghasilkan sinyal modulasi berupa gelombang radio atau gelombang elektromagnetik (gelombang RF).

System Modulasi Pemancar ada 2 macam yaitu:

A. System AM ( Amplitudo Modulasi)

= suatu system yang menghasilkan gelombang radio dengan amplitudonya berubah-ubah sedangkan frekuensinya tetap.



B. System FM ( ( Frekuensi Modulasi)= suatu system yang menghasilkan gelombang radio yang amplitudonya tetap sedangkan frekuensinya berubah-ubah.



4. Bagian Oscilator

Yaitu bagian yang berfungsi sebagai pembangkit getaran listrik Frekuensi tinggi. Frekwensi tinggi itu adalah frekuensi yang jumlah getar ranya di atas 20.000 Hz (20 K.Hz) sedangkan kecepatannya sama dengan kecepatan cahaya yaitu 300 000 000 m/detik  (300 000 Km/detik).

5.Bagian Bufer

Yaitu bagian yang berfungsi untuk menguatkan frekuensi yang dihasilkan oleh oscillator dan selanjutnya diteruskan ke bagian modullator.

6, Bagian Penguat RF

Yaitu bagian untuk menguatkan sinyal modulasi/gelombang radio yang selanjutnya diteruskan ke bagian antena untuk dipancarkan ke segala penjuru.


PEMANCAR RADIO FM MINI (frekwensi: 88-108mhz±)




Gambar skema rangkaian di atas merupakan salah satu wujud dari pada rangkaian pemancar radio FM yang bekerja pada kisaran frekwensi: 88-108mhz±.kualitasnya cukup lumayan karena hasil pancarannya gelombang di terima dalam keada'an bersih tanpa adanya noise(derau) & tak sama seperti radio pemancar model AM yang kadangkala masih banyak derau dalam radio penerima kita.rangkaian pemancar di atas bisa di rubah-rubah frekwensi nya bila ada sinyal pemancar lain yg mengganggu sinyal pemancar kita dengan memutar condensator variable(yang tertulis pada gambar di atas:"470pf± VRB").pada gambar rangkaian di atas apabila antena yang digunakan cuma 7cm maka jarak tempuh pancaran hanya sampai 8meter.Namun demikian bisa mencapai jarak yang lebih jauh lagi apabila antenanya di buat dengan tiang yang tinggi.
 Catatan: pada gambar rangkaian di atas yang ada tulisan"AUD" bisa di salurkan pada rangkaian ampli fier,music,&lainnya dari sinyal audio.untuk tulisan rangkaian "2 lilitan & 9 lilitan" pada gambar di atas di gulung searah dengan jarum jam,di gulung pada koker berdiameter:5mm,& jarak dari satu lilitan ke lilitan lain nya:1mm.

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ASAM & GARAM


  Zat yang mengandung ASAM & GARAM dapat menghasilkan energi listrik apabila di beri logam yang berbeda (contoh:tembaga&seng).
 Hasil teknologi ini merupakan pengembangan hasil penelitian dari Alexander Volta. Dari penelitian volta disebutkan bahwa jika suatu deretan zat dimasukan ke larutan asam atau garam maka akan melepaskan muatan-muatan listrik.

*PEMBANGKIT LISTRIK DENGAN LARUTAN GARAM
Untuk dapat menghasilkan energi listrik dari larutan garam,pertama masukkan dua logam tembaga(cu) & seng(zn) kedalam larutan garam.tembaga(cu) sebagai kutub elektroda bermuatan positif(+) & seng(zn) sebagai kutub elektroda bermuatan negatif(-).
Berikut cara kerjanya: dua kutub elektrode, yaitu positif dan negatif. Di dalam air, natrium klorida akan terionisasi menjadi natrium (positif) dan klorida (negatif). Kutup positif elektrode akan menarik ion negatif klorida, sementara kutub negatif menarik ion positif natrium.

Perbedaan muatan dari aliran ion-ion inilah yang menciptakan arus listrik. Hasil akhir dari proses ini adalah air yang semula asin menjadi kurang asin. Saat elektrode ini telah jenuh dengan natrium dan klorida, ia tidak bisa menarik ion natrium dan klorida lagi. Agar bisa berfungsi kembali, elektrode ini cukup dicelupkan ke dalam air murni, maka garam dari elektrode ini akan terlepas kembali ke dalam air. Setelah itu elektrode tersebut bisa kembali dicelupkan ke dalam air garam yang baru untuk menghasilkan listrik lagi.
berikut cara kerja pembangkit listrik energi larutan garam.

*PEMBANGKIT LISTRIK DENGAN ZAT YANG MENGANDUNG ASAM/LARUTAN ASAM
 Agar bisa menghasilkan energi listrik dari zat yang mengandung asam Anda perlu dua logam;tembaga & seng.tembaga sebagai elektrode bermuatan positif(+) & seng sebagai elektrode bermuatan negatif(-).
masukkan kedua logam tersebut(tembaga&seng) kedalam larutan asam atau zat yang mengandung asam.
larutan atau zat yang mengandung asam ada banyak bentuk nya.anda bisa mendapatkannya pada buah-buahan seperti lemon,kedondong,asam,jeruk,mangga,&ll.anda juga bisa mendapatkannya pada pohon,oleh karena itu jika Anda menancapkan kedua elektrode(tembaga & seng) pada pohon maka akan terjadi aliran listrik pada kedua elektrode tersebut apabila saling di hubungkan antara kedua elektrode tersebut.
-Prinsip kerja:
Pada anode terjadi reaksi oksidasi dan pada katode terjadi reaksi reduksi. Arus elektron
mengalir dari katode ke anode. Arus listrik mengalir dari katode ke anode. Adanya
jembatan asam untuk menyetimbangkan ion-ion dalam larutan.Terjadi perubahan
energi: energi kimia menjadi energi listrik.
 Demikian adalah dasar-dasar pengetahuan untuk membangkitkan energi listrik dari GARAM & ASAM yang ramah lingkungan,semoga Berman fa'at untuk Anda semua.


Kamis, 07 Februari 2019

*CARA MENGHITUNG LAMA WAKTU PENGISIAN BATERAI




 kinerja sebuah handphone atau laptop sangat dipengaruhi oleh daya tahan baterainya. Oleh karena itu banyak orang berusaha untuk menjaga baterai yang dimilikinya agar tidak cepat rusak, salah satunya adalah dengan memperhatikan lama waktu pengisian baterai.
Ketika membeli smartphone atau laptop baru tentu anda akan merasa kebingungan mengenai berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk pengisian baterai. Terlebih lagi untuk smartphone yang memang dikenal mengkonsumsi banyak daya sehingga lama pengisian baterai harus diperhatikan. Hal ini perlu dilakukan untuk menjaga daya tahan baterai karena baterai yang di charge terlalu singkat atau terlalu lama dapat memberikan efek kerusakan baterai. Kalau terlalu singkat dapat membuat cell-cell baterai tidak terisi sepenuhnya, akibatnya lama-kalamaan kapasitas baterai berkurang sedangkan kalau terlalu lama dapat menyebabkan kerusakan dan kehamilan pada baterai.

Untuk mengetahui apakah baterai yang anda charge sudah terisi penuh atau belum sebenarnya bisa anda lakukan menggunakan multi meter. Bila angka tegangannya sudah mencapai angka maksimum berarti baterainya sudah penuh, untuk baterai hp 5V dan Laptop 19V tapi kadang berbeda sesuai pabrikan. Namun terkadang tidak semua orang memiliki multi meter, untuk itu anda bisa menggunakan cara menghitung lama waktu pengisian baterai berikut ini.
Perlu Diketahui:
1. Ah = Ampere hour(Amper/jam)
2. mAh = mili Ampere hour
3. 1 Ah = 1000 mAh

-Rumus Lama Waktu Pengisian Baterai:
Kapasitas Baterai (Amper hour)=Kapasitas Charger (Ah) x Waktu Pengisian (h)
.
sehingga:
Lama waktu pengisian (h) = kapasitas baterai (Ah) / kapasitas charger (Ah)

-contoh soal:
1. Saya mempunyai smartphone dengan baterai 2460 mAh, pada charger tertera output 0.85 A. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk pengisian baterai?

Jawab :
2460 mAh = 2.46 Ah
Lama waktu pengisian baterai = 2.46 Ah / 0.85 A = 2.89 h
 2.89 h x 60 menit= 173.4 menit / 2 jam lebih 53.4 menit.

2. Sebuah handphone memiliki baterai berkapasitas 1800 mAh. Pada charger tertulis output sebesar 900 mA. Berapa waktu yang dibutuhkan untuk pengisian baterai tersebut?

Jawab:
Lama waktu pengisian baterai = 1800 mAh / 900 mA = 2 h


*CARA MENGHITUNG LAMA WAKTU PEMAKAIAN BATERAI
Waktu pemakaian tergantung pada jumlah watt beban dan kapasitas baterai/accu.
perhatikan rumus perhitungan berikut:
perlu di ketahui,
-W(whatt)=V(volt)xA(amper)
-Lama waktu pemakaian batrai per jam atau hour(h)=daya batrai(Wh):daya beban(Wh)
-Contoh perhitungannya adalah sebagai berikut;
Kita mempunyai baterai/aki 12v 5Ampere,
Jadi 5 Ampere X 12v = 60 watt/jam, sedangkan pemakaiannya menggunakan lampu hemat energi 20 watt, jadi anda dapat memakainya dengan perhitungan sebagai berikut:
60watt : 20watt(lampu) = 3 jam.

demikian cara menghitung lama waktu pengisian & pengguna'an baterai,semoga bermanfa'at untuk anda.

Selasa, 05 Februari 2019

BATERAI

Secara sederhana, baterai adalah alat yang menghasilkan listrik dari reaksi kimia. Atau dapat dikatakan, baterai adalah alat yang mengubah energi kimia menjadi energi listrik.

Untuk lebih jelasnya, sebelum menjelaskan cara kerja baterai, saya perlu menjelaskan struktur atom dan bagaimana listrik mengalir.

Semua benda tersusun dari bagian yang sangat kecil yang disebut atom. Atom itu sendiri masih terdiri dari 3 bagian, proton, netron dan elektron. Proton bermuatan listrik positif, dan terletak di dalam nukleus atau inti atom, netron tidak bermuatan listrik, dan juga berada di dalam inti atom. Elektron bermuatan negatif, dan terletak di sekeliling inti atom dalam kulit elektron.

atom_struktur

Saat ada arus listrik mengalir melewati kabel, maka yang terjadi adalah elektron berpindah melalui kabel, yang merupakan penghantar listrik.

rangkaian-listrik

Baterai terdiri dari beberapa bagian, ada dua zat penghantar listrik berbeda, yang disebut ELEKTRODA,dan cairan penghantar listrik yang disebut, ELEKTROLIT.

elemen baterai

Baterai yang biasa kita pakai terdiri dari seng dan batang karbon. Kedua penghantar ini memiliki sifat yang berbeda dalam hal melepas dan menerima elektron. Seng adalah zat yang lebih mudah melepas elektron daripada batang karbon. Akibatnya, saat baterai terhubung dengan rangkaian listrik, elektron dari karbon akan mengalir ke rangkaian melalui kabel/kawat hingga akhirnya kembali ke baterai dan mencapai batang karbon. Batang karbon sangat sulit bereaksi, elektron yang berada di permukaan batang karbon akan digunakan oleh elektrolit untuk menjalankan reaksi kimia.

MERUBAH TEGANGAN DC TO AC (INVERTER) SEDERHANA

Daftar komponen:

-Trafo ct 5a

-Trafo  2n3055 dua buah

-Resistor 1 k ohm dua buah.



Rangkaian inverter ini sangat sederhana dan dapat di rangkai dengan biaya murah dan dapat digunakan untuk menaikan tegangan dari 12v dc ke 220v ac, serta dapat di gunakan untuk menghidupkan lampu,tv,cd player. Besarnya daya yang di hasilkan inverter tergantung pada besarnya amper aki 12v,  misalnya accu 35A, 45A atau 60A. Ukuran trafo dan jumlah transistor sangat mempengaruhi daya inverter. Untuk menambah daya maka perlu ditambahkan transistor dengan jenis yang sama, dan dipasang secara parallel. Untuk trafo 5A dgn 12 transistor dapat menghasilkan daya sekitar 300watt.

PENGUAT TEGANGAN DC TO DC/PENGUAT TEGANGAN DC



TRANSFORMATOR/TRAFO




Transformator atau sering disingkat dengan istilah Trafo adalah suatu alat listrik yang dapat mengubah taraf suatu tegangan AC ke taraf yang lain. Maksud dari pengubahan taraf tersebut diantaranya seperti menurunkan Tegangan AC dari 220VAC ke 12 VAC ataupun menaikkan Tegangan dari 110VAC ke 220 VAC.  Transformator atau Trafo ini bekerja berdasarkan prinsip Induksi Elektromagnet dan hanya dapat bekerja pada tegangan yang berarus bolak balik (AC).Transformator (Trafo) memegang peranan yang sangat penting dalam pendistribusian tenaga listrik. Transformator menaikan listrik yang berasal dari pembangkit listrik PLN hingga ratusan kilo Volt untuk di distribusikan, dan kemudian Transformator lainnya menurunkan tegangan listrik tersebut ke tegangan yang diperlukan oleh setiap rumah tangga maupun perkantoran yang pada umumnya menggunakan Tegangan AC 220Volt.
Prinsip Kerja Transformator (Trafo)
Sebuah Transformator yang sederhana pada dasarnya terdiri dari 2 lilitan atau kumparan kawat yang terisolasi yaitu kumparan primer dan kumparan sekunder. Pada kebanyakan Transformator, kumparan kawat terisolasi ini dililitkan pada sebuah besi yang dinamakan dengan Inti Besi (Core).  Ketika kumparan primer dialiri arus AC (bolak-balik) maka akan menimbulkan medan magnet atau fluks magnetik disekitarnya. Kekuatan Medan magnet (densitas Fluks Magnet) tersebut dipengaruhi oleh besarnya arus listrik yang dialirinya. Semakin besar arus listriknya semakin besar pula medan magnetnya. Fluktuasi medan magnet yang terjadi di sekitar kumparan pertama (primer) akan menginduksi GGL (Gaya Gerak Listrik) dalam kumparan kedua (sekunder) dan akan terjadi pelimpahan daya dari kumparan primer ke kumparan sekunder. Dengan demikian, terjadilah pengubahan taraf tegangan listrik baik dari tegangan rendah menjadi tegangan yang lebih tinggi maupun dari tegangan tinggi menjadi tegangan yang rendah.



Sedangkan Inti besi pada Transformator atau Trafo pada umumnya adalah kumpulan lempengan-lempengan besi tipis yang terisolasi dan ditempel berlapis-lapis dengan kegunaanya untuk mempermudah jalannya Fluks Magnet yang ditimbulkan oleh arus listrik kumparan serta untuk mengurangi suhu panas yang ditimbulkan.

Beberapa bentuk lempengan besi yang membentuk Inti Transformator tersebut diantaranya seperti :

E – I Lamination
E – E Lamination
L – L Lamination
U – I Lamination

Jenis-jenis Trafo
Trafo terdiri dari dua jenis, yaitu trafo step-up dan trafo step-down. Trafo step up digunakan sebagai penaik tegangan. Sedangkan trafo step down digunakan sebagai penurun tegangan.

Tujuan pembuatan dua jenis trafo ini untuk menghemat biaya yang diperlukan untuk menyalurkan listrik dari pembangkit listrik ke rumah-rumah. Biaya yang dibutuhkan untuk menyalurkan tenaga listrik tegangan tinggi dihitung lebih murah.

Pembangkit listrik menggunakan trafo step up untuk menaikkan tegangan yang kemudian akan dialirkan ke rumah-rumah. Sebelum dialirkan ke rumah-rumah, trafo step down berfungsi menurunkan tegangan agar kebutuhan listrik sesuai dengan peralatan elektronik di rumah, juga agar lebih aman.

Kedua jenis trafo ini dapat dibedakan dengan karakteristik jenis trafo. Karakteristik masing-masing jenis trafo dapat dilihat pada pembahasan berikut.


Trafo Step Up: Penaik Tegangan

    \[ N_{p} < N_{s}  \]

    \[ V_{p} < V_{s} \]

    \[ I_{p} > I_{s} \]


Trafo Step Down: Penurun Tegangan

    \[ N_{p} > N_{s}\]

    \[ V_{p} > V_{s} \]

    \[ I_{p} < I_{s} \]




Keterangan:
    I_{p} = kuat arus kumparan primer (A)
    I_{s} = kuat arus kumparan sekunder (A)
    V_{p} = tegangan kumparan primer (V)
    V_{s} = tegangan kumparan sekunder (V)
    N_{p} = jumlah lilitan kumparan primer
    N_{s} = jumlah lilitan kumparan sekunder
    P_{p} = daya kumparan primer (W)
    P_{s} = daya kumparan sekunder (W)
    \eta = efisiensi transformator

Persamaan Transformator
Hubungan banyaknya kumpuran tegangan, dan arus listrik dinyatakan dalam persamaan trafo. Di sini,anda dapat mengetahui hubungan ketiga faktor tersebut. Persamaan transformator yang akan diberikan meliputi persamaan trafo ideal dan efisiensi trafo.


Persamaan Trafo Ideal

    \[ \frac{N_{p}}{N_{s}} = \frac{V_{p}}{V_{s}} = \frac{I_{s}}{I_{p}} \]


Efisiensi trafo

    \[ \eta = \frac{P_{s}}{P_{p}} \times 100 \% \]

    \[ \eta = \frac{V_{s} \cdot I_{s}}{V_{p} \cdot I_{p}} \times 100 \% \]


Keterangan:
    I_{p} = kuat arus kumparan primer (A)
    I_{s} = kuat arus kumparan sekunder (A)
    V_{p} = tegangan kumparan primer (V)
    V_{s} = tegangan kumparan sekunder (V)
    N_{p} = jumlah lilitan kumparan primer
    N_{s} = jumlah lilitan kumparan sekunder
    P_{p} = daya kumparan primer (W)
    P_{s} = daya kumparan sekunder (W)
    \eta = efisiensi transformator



Senin, 04 Februari 2019

RANGKAIAN PENGUAT ARUS LISTRIK SEDERHANA

Untuk merangkai penguat arus tersebut, anda membutuhkan komponen sebagai berikut :



R1 : 1 R – 2 W

R2 : 10 R – 2 W

C1 : 50 V – 1000 uF

C2 : 35 V – 470 uF

Q1 : TIP 2955

IC1 : 78xx Regulator LM 31









Minggu, 03 Februari 2019

MACAM-MACAM LAYAR TV/MONITOR

1-) LAYAR TABUNG SINAR KATODA (CRT)

Tabung sinar katoda (bahasa Inggris: cathode ray tube atau CRT), ditemukan oleh Karl Ferdinand Braun, merupakan sebuah tabung penampilan yang banyak digunakan dalam layar komputer, monitor video, televisi dan oskiloskop. CRT dikembangkan dari hasil kerja Philo Farnsworth yang dipakai dalam seluruh pesawat televisi sampai akhir abad 20, dan merupakan dasar perkembangan dari layar plasma, LCD dan bentuk teknologi TV lainnya.
CARA KERJA :
Listrik dari PLN yang 220v diubah oleh bagian power supply menjadi tegangan sesuai dengan kebutuhan dari rangkaian, antara lain :
1. Horisontal
2. Vertikal
3. blok video
4. blok ic program dan controller
5. dll

Dan bagian power supply ini sangat penting karena kalau sampai ada kerusakan di bagian ini maka monitor tidak akan bekerja dengan normal, bahkan akan mati.
Kemudian kita lanjutkan .... Input monitor ini adalah dari VGA ataupun yg lainnya. Sinyal gambar dari VGA ini kemudian diterima oleh rangkaian BLOK VIDEO dan rangkaian SYNCRONISASI HORISONTAL dan VERTIKAL.
Sinyal yang masuk ke blok video adalah sinyal warna merah, hijau dan biru atau Red green dan Blue, makanya rangkaian VIDEO sering disebut juga blok RGB. jadi blok video ini hanya mengolah warna saja. hasil dari blok ini adalah menuju ke katoda tabung yg juga terbagi menjadi 3 warna yaitu R, G dan B. katoda ini fungsinya untuk menghasilkan elektron, jadi masing-masing katoda menghasilkan elektron.

Sinyal syncronisasi vertikal dan horisontal di proses oleh rangkain syncronisasi untuk kemudian diteruskan ke rangkaian HORISONTAL dan rangkaian VERTIKAL. fungsi rangkaian sincronisasi ini adalah untuk mengolah dan menghasilkan gambar, sehingga jika sinyal ini hilang salah satu maka layar monitor akan kelihatan seperti diacak.

jadi ada dua bagian pertama yg bekerja agar monitor nyala dan bekerja normal yaitu :
1.blok video dan,
2.blok syncronisasi vertikal dan horisontal

Kemudian dari syncronisasi vertikal diteruskan ke rangkaian vertikal, di sini sinyal vertikal diolah dengan komponen utama IC VERTIKAL yang berfungsi menggerakkan yoke vertikal.
Kemudian dari syncronisasi horisontal diteruskan ke rangkaian horisontal dan disini sinyal horisontal di olah dengan komponen utama transistor horisontal yang berfungsi menggerakkan flyback dan yoke tabung.
Flyback digunakan untuk menghasilkan tegangan sangat tinggi yaitu sekitar 26 KV, agar elektron dari katoda tabung dapat menembak ke anoda tabung sehingga muncul gambar. jadi kalau flyback tidak bekerja maka elektron tidak akan menembak dan monitor akan mati.

Yoke digunakan untuk mengarahkan elektron yg dihasilkan oleh katoda tabung agar terarah baik, yoke horisontal untuk mengarahkan elektron ke arah horisontal dan yoke vertikal untuk mengarahkan elektron ke arah vertikal, dan jika dua-duanya digabung maka elektron akan menembak ke anoda tabung secara merata dan sempurna.
Kemudian yg terakhir adalah rangkaian controller / driver dimana rangkaian ini berfungsi untuk mengatur settingan monitor, lebar sempitnya dan tinggi rendahnya serta terang gelapnya.






2-) LAYAR LCD(Liquid Crystal Display)

LCD atau Liquid Crystal Display adalah suatu jenis media display (tampilan) yang menggunakan kristal cair (liquid crystal) untuk menghasilkan gambar yang terlihat. Teknologi Liquid Crystal Display (LCD) atau Penampil Kristal Cair sudah banyak digunakan pada produk-produk seperti layar Laptop, layar Ponsel, layar Kalkulator, layar Jam Digital, layar Multimeter, Monitor Komputer, Televisi, layar Game portabel, layar Thermometer Digital dan produk-produk elektronik lainnya.
Teknologi Display LCD ini memungkinkan produk-produk elektronik dibuat menjadi jauh lebih tipis jika dibanding dengan teknologi Tabung Sinar Katoda (Cathode Ray Tube atau CRT). Jika dibandingkan dengan teknologi CRT, LCD juga jauh lebih hemat dalam mengkonsumsi daya karena LCD bekerja berdasarkan prinsip pemblokiran cahaya sedangkan CRT berdasarkan prinsip pemancaran cahaya. Namun LCD membutuhkan lampu backlight (cahaya latar belakang) sebagai cahaya pendukung karena LCD sendiri tidak memancarkan cahaya. Beberapa jenis backlight yang umum digunakan untuk LCD diantaranya adalah backlight CCFL (Cold cathode fluorescent lamps) dan backlight LED (Light-emitting diodes).
Struktur Dasar LCD (Liquid Crystal Display)
LCD atau Liquid Crystal Display pada dasarnya terdiri dari dua bagian utama yaitu bagian Backlight (Lampu Latar Belakang) dan bagian Liquid Crystal (Kristal Cair). Seperti yang disebutkan sebelumnya, LCD tidak memancarkan pencahayaan apapun, LCD hanya merefleksikan dan mentransmisikan cahaya yang melewatinya. Oleh karena itu, LCD memerlukan Backlight atau Cahaya latar belakang untuk sumber cahayanya. Cahaya Backlight tersebut pada umumnya adalah berwarna putih. Sedangkan Kristal Cair (Liquid Crystal) sendiri adalah cairan organik yang berada diantara dua lembar kaca yang memiliki permukaan transparan yang konduktif.
Bagian-bagian LCD atau Liquid Crystal Display diantaranya adalah :

Lapisan Terpolarisasi 1 (Polarizing Film 1)
Elektroda Positif (Positive Electrode)
Lapisan Kristal Cair (Liquid Cristal Layer)
Elektroda Negatif (Negative Electrode)
Lapisan Terpolarisasi 2 (Polarizing film 2)
Backlight atau Cermin (Backlight or Mirror)
Catatan :

LCD yang digunakan pada Kalkulator dan Jam Tangan digital pada umumnya menggunakan Cermin untuk memantulkan cahaya alami agar dapat menghasilkan digit yang terlihat di layar. Sedangkan LCD yang lebih modern dan berkekuatan tinggi seperti TV, Laptop dan Ponsel Pintar menggunakan lampu Backlight (Lampu Latar Belakang) untuk menerangi piksel kristal cair. Lampu Backlight tersebut pada umumnya berbentuk persegi panjang atau strip lampu Flourescent atau Light Emitting Diode (LED).

Prinsip Kerja LCD (Liquid Crystal Display)
Sekedar mengingatkan pelajaran fisika kita mengenai cahaya putih, cahaya putih adalah cahaya terdiri dari ratusan cahaya warna yang berbeda. Ratusan warna cahaya tersebut akan terlihat apabila cahaya putih mengalami refleksi atau perubahan arah sinar. Artinya, jika beda sudut refleksi maka berbeda pula warna cahaya yang dihasilkan.

Backlight LCD yang berwarna putih akan memberikan pencahayaan pada Kristal Cair atau Liquid Crystal. Kristal cair tersebut akan menyaring backlight yang diterimanya dan merefleksikannya sesuai dengan sudut yang diinginkan sehingga menghasilkan warna yang dibutuhkan. Sudut Kristal Cair akan berubah apabila diberikan tegangan dengan nilai tertentu. Karena dengan perubahan sudut dan penyaringan cahaya backlight pada kristal cair tersebut, cahaya backlight yang sebelumnya adalah berwarna putih dapat berubah menjadi berbagai warna.

Jika ingin menghasilkan warna putih, maka kristal cair akan dibuka selebar-lebarnya sehingga cahaya backlight yang berwarna putih dapat ditampilkan sepenuhnya. Sebaliknya, apabila ingin menampilkan warna hitam, maka kristal cair harus ditutup serapat-rapatnya sehingga tidak adalah cahaya backlight yang dapat menembus. Dan apabila menginginkan warna lainnya, maka diperlukan pengaturan sudut refleksi kristal cair yang bersangkutan.
Catatan :

LCD yang digunakan pada Kalkulator dan Jam Tangan digital pada umumnya menggunakan Cermin untuk memantulkan cahaya alami agar dapat menghasilkan digit yang terlihat di layar. Sedangkan LCD yang lebih modern dan berkekuatan tinggi seperti TV, Laptop dan Ponsel Pintar menggunakan lampu Backlight (Lampu Latar Belakang) untuk menerangi piksel kristal cair. Lampu Backlight tersebut pada umumnya berbentuk persegi panjang atau strip lampu Flourescent atau Light Emitting Diode (LED).

Prinsip Kerja LCD (Liquid Crystal Display)
Sekedar mengingatkan pelajaran fisika kita mengenai cahaya putih, cahaya putih adalah cahaya terdiri dari ratusan cahaya warna yang berbeda. Ratusan warna cahaya tersebut akan terlihat apabila cahaya putih mengalami refleksi atau perubahan arah sinar. Artinya, jika beda sudut refleksi maka berbeda pula warna cahaya yang dihasilkan.

Backlight LCD yang berwarna putih akan memberikan pencahayaan pada Kristal Cair atau Liquid Crystal. Kristal cair tersebut akan menyaring backlight yang diterimanya dan merefleksikannya sesuai dengan sudut yang diinginkan sehingga menghasilkan warna yang dibutuhkan. Sudut Kristal Cair akan berubah apabila diberikan tegangan dengan nilai tertentu. Karena dengan perubahan sudut dan penyaringan cahaya backlight pada kristal cair tersebut, cahaya backlight yang sebelumnya adalah berwarna putih dapat berubah menjadi berbagai warna.

Jika ingin menghasilkan warna putih, maka kristal cair akan dibuka selebar-lebarnya sehingga cahaya backlight yang berwarna putih dapat ditampilkan sepenuhnya. Sebaliknya, apabila ingin menampilkan warna hitam, maka kristal cair harus ditutup serapat-rapatnya sehingga tidak adalah cahaya backlight yang dapat menembus. Dan apabila menginginkan warna lainnya, maka diperlukan pengaturan sudut refleksi kristal cair yang bersangkutan.






3-) LAYAR LED(Light Emitting Diode)

LED adalah dioda yang dapat mengeluarkan cahaya. Karena kemampuannya itu maka LED lebih sering dipakai sebagai indikator dalam suatu alat. Ingin mengetahui lebih dalam lagi ??? Pembahasannya akan disajikan dengan bahasa yang mudah dipahami maka Ikuti terus tutorial ini.
Prinsip kerja LED
Di dalam LED terdapat sejumlah zat kimia yang akan mengeluarkan cahaya jika elektron-elektron melewatinya. Dengan mengganti zat kimia ini, kita dapat mengganti panjang gelombang cahaya yang dipancarkan, seperti infrared, hijau/biru/merah dan ultraviolet.
Cara Kerja LED
Kita sudah tau bahwa LED adalah dioda, sehingga memiliki kutup ( polar ). Arah arus konvensional hanya dapat mengalir dari anoda ke katoda. Dan bagaimana kita dapat membedakan kutup-kutupnya ?? Perhatikan bahwa 2 kawat ( kaki ) pada LED memiliki panjang yang berbeda. Kawat yang panjang adalah anoda sedangkan yang pendek adalah katoda.




Ada cara lain lagi, yaitu jika kamu melihat dari atas, kamu akan mengetahui ada sisi yang datar. Sisi yang datar itu adalah katoda. Jika kamu lihat ke dalamnya, kamu dapat membedakannya berdasarkan bentuk yang terlihat.




Dan bagaimana dengan LED bertipe surface mount ( SMD ) ?

Prinsip kerjanya masih sama, hanya bentuknya saja yang berbeda. Ada beberapa cara yang berbeda untuk menandai kutup dari LED SMD, Jadi cara yang terbaik adalah mengecek pada datasheet.

Bagaimana dalam memilih resistor ?

Mengapa kamu memerlukan resistor yang dirangkai seri dengan LED ? Karena tidak ada pengatur kuat arusnya ! LED akan terbakar jika tanpa resistor.

Arus menentukan seberapa terang sebuah LED. Lebih besar arus maka lebih terang pula LED itu. Arus pada LED seharusnya sekitar 10 – 20 mA. Ketika arus melewati sebuah LED, jatuh tegangan pada LED sekitar 1,6 V, sebenarnya tergantung pada arus juga. Jadi begitulah gunanya sebuah resistor.

Kemudian, Lihatlah datasheet sebuah LED. Lihatlah ke bawah sampai kamu melihat beberapa grafik.

Terlebih dahulu lihatlah grafik sebelah kanan. Pilihlah terang LED yang diinginkan dan pakailah grafik ini untuk menentukan arus yang diperlukan. Sebagai contoh, Kita memilih intensitas luminous ( tingkat terang gelap sebuah LED ) sebesar 1, diketahui bahwa arus sebesar 20 mA yang diperlukan.

Ini bearti bahwa arus 20 mA harus melewati LED untuk mendapatkan terangnya LED sebesar 1. Sekarang, kita dapat menghitung jatuh tegangan pada LED berdasarkan arus yang diketahui. Lihatlah grafik sebelah kiri pada 20 mA. Sekarang kamu tahu bahwa jatuh tegangannya sebesar 1,85 V. Ketahuilah bahwa jatuh tegangan pada LED tidak hanya sebuah fungsi dari arus, tetapi juga warna LED dan suhu (disebabkan perbedaan zat kimia pada LED ).

Warna Beda Potensial

Infrared 1,6 V

Merah 1,8 V – 2,1 V

Jingga 2,2 V

Kuning 2,4 V

Hijau 2,6 V

Biru 3,0 V – 3,5 V

Putih 3,0 V – 3,5 V

Ultraviolet 3,5 V

Kemudian, menentukan berapa tegangan yang digunakan untuk LED. Contohnya, jikakamu menggunakan regulator 5 V, bearti kamu menggunakan tegangan 5 V. Jika kamu menggunakan baterei 6 V, bearti tegangan yang digunakan 6 V.

Terakhir, Gunakan persamaan ini ( berdasarkan hukum Ohm, V = IR )

(tegangan yang digunakan – jatuh tegangan )/ arus forward = nilai resistor

( 6 V – 1,85 V ) / 0,02 A = 207,5 ohms

LED tidak begitu sangat sensitif terhadap nilai resistor, Jadi jangan khawatir jika kamu harus menggunakan resistor dengan toleransi besar.






Lain-lain

Ada beberapa hal penting yang sebaiknya kamu ketahui dalam datasheet LED. Yang pertama adalah sudut pandang. Sudut pandangn yang lebar bearti cahaya tidak akan sampai jauh, tetapi akan menyebar. Lampu flash pada kamera memiliki sudut pandang yang lebar.

Akan tetapi, sudut pandang yang sempit bearti cahaya lebih terkonsentrasi pada area yang lebih kecil, seperti laser.

Datasheet biasanya akan memberi kamu berupa angka tunggal, tetapi beberapa akan menjelaskan lebih detail dalam distribusi cahaya per sudut.

Dan tentunya pada grafik panjang gelombang, terdapat nilai puncaknya. Mengapa grafik ini penting ? Itu akan berguna jika kamu menggabungkan LED dengan sensor warna.